May 28, 2023

Rembang TV

TV nya Orang Rembang

SEJENGKAL TANAH DI LASEM ITU ILMU



Interview dilaksanakan pada 4 Oktober 2017 di kediaman Ernantoro/ Sekretariat Fokmas Lasem ~Redaksi RembangTV~

Peneliti    : Hal yang menarik adalah Bapak merupakan menantu dari sejarawan Lasem yang selama ini menjadi rujukan. Bisa diceritakan, Bapak?
Informan : Iya, betul. Saya meneruskan dari orangtua sebagai mertua. Pada saat itu adalah sejarawan dari Kabupaten Rembang. Beliau menggeluti situs-situs peninggalan sejarah yang ada di Lasem. Dan kami sebagai menantunya mewarisi tentang itu, dan ahirnya saya harus mengikuti jejak dari beliau. Ternyata pada tahun 2005, kami di lapangan banyak sekali yang menemukan situs-situs peninggalan sejarah yang bermacam-macam benda. Dari benda-benda bersejarah ini ternyata nilainya luar biasa setelah kita ketahui peneliti dari Balai. Dan peninggalan itu ternyata tidak hanya dari Jawa. Banyak sekali peninggalan-peninggalan yang dari luar. Ada peninggalan China, Persia dan dari India. Itu di Lasem. Sekarang kenapa kok di Lasem? Ada apa di Lasem? Dan setelah lama saya pelajari dan saya belajar dengan ahli-ahli yang datang dari sini, ternyata memang Lasem itu banyak sekali yang dicari oleh pendatang-pendatang dari luar. Seperti tadi yang saya katakan dari India, Persia, Arab dan dari China juga kesini. Kedatangan Ceng Ho perjalanannya keliling Dunia itu tujuh kali, dia juga singgah disini, di Lasem. Itulah Ceng Ho.
Informan : Nahh, ada tiga etnis disini kok begitu rukun dan begitu dekat sekali seakan-akan tidak ada perbedaan. Disitulah kami menyebutkan ada Ceng Ho, ada dari Arab, ada India juga kesini. Dan di Lasem sendiri tadi sempat saya ceritakan bahwa penemuan yang kita temui di lapangan itu ada zaman-zaman klasik (zaman candi) berarti itu masih zaman Hindu. Juga ada zaman Belanda dating kesini. Dan peninggalannya banyak sekali seperti bangunan-bangunan yang punya lebel-lebel Belanda. Kalau kita menggali tentang kebersamaan atau toleransi yang ada di Lasem itu banyak sekali. Seperti sampai ke perkawaninan antar etnis banyak sekali di Lasem. Lalu ada kesenian juga yang tidak lepas dari ketiga etnis itu. Disini ada Wayang Bengkol. Wayang Bengkol itu menceritakan tentang hal suatu keinginan dan itu tidak lepas dari kesenian-kesenian Hindu. Lalu Gagrap pesisiran. Gragap pesisiran itu justru tidak lepas dengan Binanga, putra dari Binangun. Pada saat keluarganya Binangun kesini bersamaan dari rombongan Ceng Ho, dia tidak mau kembali. Ahirnya dia berdomisili disini dengan keluarganya. Binangun punya istri yang namanya Putri Nani. Punya dua orang anak, Binangna dan Binangti. Dan Binangti ini sekarang bisa dilihat di Sujudan Putri Campa, yang namanya Binangti. Trus Binangna ini meramu pembuat … yang makamnya di Demungan. Demungan itu dari kata demung. Jadi ahirnya China sudah masuk sini. Walaupun china-china campa sebetulnya. Jadi Campa itu tidak jauh dari satu Negara yang hampir sama dengan China. Disitulah Lasem mulai sudah banyak sekali ditemui peninggalan-peninggalan atau mungkin juga budayanya. Ahirnya menyatu di Lasem. Saya kira ini baru 15-20 persen sebetulnya. Masih banyak yang belum selesai. Tapi sudah menampakkan bahwa Lasem itu kalau bahasa Jawanya “neng Lasem iku opo wae ono”, itu temen-temen dari Sejarah. Dari sejengkal tanah itu ilmu, sampai seperti itu. Memang betul sekali. Dan untuk peninggalan-peninggalan yang sudah diteliti sementara kita titipkan di Museum-museum. Saya menunggu nanti ketika pemerintah sudah memulai dengan museum lapangan, baru kita mengumpulkan penemuan-penemuan di masing-masing tempat penemuan.